
Ali Masyhur: Mental Juara Lebih Berharga dari Sekedar Medali
Bondowoso (Inmas) – Gelaran Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) Tahun 2025 tingkat MTs/SMP resmi ditutup dengan penuh semangat dan makna mendalam. Acara penyerahan penghargaan bagi para juara berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso, Senin (6/10/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh para peserta, guru pendamping, serta pejabat di lingkungan Kemenag Bondowoso.
Ketua KKM MTs Bondowoso, Erna Pramantika, M.Pd.I, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan OMI tahun ini. Ia menjelaskan bahwa OMI 2025 diikuti oleh 195 lembaga madrasah dan 2 lembaga SMP, dengan tiga mata pelajaran yang dilombakan, yaitu Matematika, IPA, dan IPS.
“Untuk mata pelajaran Matematika diikuti 63 peserta, IPA sebanyak 64 peserta, dan IPS 68 peserta, dengan tingkat kehadiran mencapai 97 persen. Seluruh pelaksanaan menggunakan sistem CBT (Computer Based Test) yang tersentral di MTsN 2 Bondowoso,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso, Dr. H. Moh. Ali Masyhur, S.Ag., M.H.I, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan OMI bukan sekadar seremonial penutupan semata, melainkan momentum penting dalam menumbuhkan semangat belajar dan mental juara di lingkungan madrasah.
“Acara ini bukan hanya sekadar penutupan, tetapi perayaan atas semangat belajar dan kerja keras seluruh keluarga besar madrasah. Hari ini bukan hanya milik para pemenang, namun seluruh madrasah yang ikut berpartisipasi juga telah berprestasi,” ujarnya.
ia juga menambahkan bahwa mental juara merupakan nilai utama yang harus tumbuh dalam setiap kompetisi.
“Berangkat menjadi juara, pulang pun harus tetap menjadi juara. Karena yang menentukan bukan hanya kemampuan akademik, tetapi mentalitas yang tangguh, jujur, dan tekun. Dalam setiap perlombaan, nilai kejujuran, ketekunan belajar, sportivitas, dan rasa ingin tahu harus terus kita tanamkan,” lanjutnya.
Menurutnya, madrasah kini telah berkembang menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya fokus pada pembelajaran agama, tetapi juga mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan sains.
“Madrasah bukan hanya tempat mengaji, tetapi juga wadah pengembangan ilmu pengetahuan. Kita tunjukkan bahwa madrasah mampu melahirkan generasi muda yang beriman, berakhlak, dan cerdas. Sains bukan sekadar rumus, melainkan cara memahami keagungan ciptaan Tuhan,” tegasnya.
Mengakhiri sambutannya, Kepala Kemenag memberikan motivasi kepada para pemenang agar terus berprestasi dan menjadi inspirasi bagi peserta lainnya.
“Medali yang kalian terima hari ini bukan akhir perjuangan, tetapi awal dari tanggung jawab baru. Jadilah petarung sejati yang siap membawa nama baik madrasah dan Bondowoso ke jenjang yang lebih tinggi,” pungkasnya.(TIm)