Kemenag Bondowoso hadir memberikan layanan keagamaan, pendidikan, dan pembinaan umat yang profesional, inklusif, dan berintegritas tinggi.

29 October 2025 Berita 9 Views

KUA Bondowoso Diperkuat dengan Sistem Peringatan Dini Konflik

Bondowoso (Inmas) – Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso terus berinovasi menjaga harmoni umat. Rabu (29/10/2025), lembaga ini menggelar kegiatan Pengembangan Early Warning System (EWS) di lingkungan Kantor Urusan Agama (KUA). Kegiatan yang berlangsung di Aula Kemenag Bondowoso ini diikuti oleh 40 peserta, terdiri dari 23 Kepala KUA dan para Penyuluh Agama Islam se-Kabupaten Bondowoso.

Kasi Bimbingan Masyarakat Islam, Dr. H. Suharyono, S.Ag., M.H., dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat kemampuan KUA Kecamatan dalam mendeteksi potensi konflik sosial dan keagamaan di tingkat masyarakat. Sistem ini akan terintegrasi melalui platform digital “Si Rukun” (Sistem Informasi Kerukunan) yang telah diluncurkan oleh Menteri Agama pada akhir September lalu.

“Melalui Si Rukun, setiap KUA dapat melaporkan dan memetakan potensi konflik berbasis data. Harapannya, Kepala KUA dan para penyuluh dapat mengoptimalkan sistem peringatan dini ini agar mampu merespons potensi permasalahan sosial secara cepat dan tepat,” ujar Suharyono.

Ia menambahkan, jumlah Penyuluh Agama Islam di Bondowoso saat ini masih jauh dari ideal — hanya 113 orang untuk 289 desa. Karena itu, menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar pelaksanaan EWS di lapangan benar-benar efektif.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso, Dr. H. Moh. Ali Masyhur, S.Ag., M.HI., yang membuka kegiatan secara resmi, memberikan apresiasi atas langkah inovatif Bimas Islam. Ia menegaskan bahwa peran KUA kini tidak lagi sebatas pencatat pernikahan, melainkan juga sebagai garda depan penjaga kerukunan umat.

“Early Warning System ini bukan sekadar alat digital, tapi radar kerukunan — kemampuan membaca arah angin sosial dan suasana hati masyarakat. KUA dan para penyuluh harus menjadi pendingin suasana, bukan penyulut bara,” tegasnya.

Ali Masyhur juga mengingatkan pentingnya sinergi antara KUA, pemerintah daerah, dan tokoh agama dalam membangun Bondowoso yang harmonis, religius, dan sejahtera.

“Mencegah konflik jauh lebih mulia daripada memadamkannya. Lebih baik kita lelah mendamaikan daripada sibuk melerai yang sudah bertengkar,” ujarnya menutup sambutan.

Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber dari Kejaksaan Negeri Bondowoso dan Kesbangpol Kabupaten Bondowoso, yang memberikan perspektif hukum dan sosial untuk memperkuat implementasi EWS di tingkat kecamatan.

Dengan pelatihan ini, Kemenag Bondowoso berharap seluruh KUA dapat berkembang menjadi pusat ketahanan sosial-keagamaan, yang tidak hanya melayani administrasi keagamaan, tetapi juga mampu mendeteksi dini, mendinginkan suasana, dan menjaga harmoni umat secara berkelanjutan.